Senin, 16 Januari 2012

KORELASI ANTARA IBU DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Tugas dan Peran Seorang Ibu 

Tugas utama seorang wanita adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummu a rabbatul bait).  Tugas utama ini tidak bisa tergantikan, karena Allah SWT telah  menetapkan bahwa wanitalah tempat ‘persemaian’generasi manusia dan tempat  menghasilkan ASI (Air Susu Ibu) sebagai makanan terbaik di awal kehidupannya.  Hal ini harus kita pahami sebagai fungsi utama wanita dalam kehidupan ini.  Sebab hal yang demikian itu tidak bisa diperankan oleh laki-laki.

Untuk menjamin kelangsungan hidup manusia, Allah SWT telah menetapkan beberapa hukum yang khusus buat wanita.  Diantaranya hukum tentang kehamilan, kelahiran, penyusuan, pengasuhan anak dan masa iddah bagi wanita yang ditinggal  suami (karena cerai/meninggal).  Bahkan Allah SWT telah memberikan keringanan kepada wanita agar dirinya mampu menjalankan tugas-tugas tersebut dengan baik, seperti tidak wajib bekerja mencari nafkah bagi dirinya maupun keluarganya, boleh berbuka puasa pada bulan Ramadlan bagi wanita hamil dan menyusui. Semua hukum tersebut adalah untuk melindungi wanita agar tugas utamanya dapat terlaksana dengan baik.

Islam telah menempatkan wanita pada posisi yang mulia dengan tugasnya sebagai ibu.  Tanpa keikhlasan dan kerelaan seorang ibu memelihara janin yang dikandungnya selama 9 bulan, tidak akan lahir anak manusia ke bumi ini.  Demikian pula dengan kerelaannya dan kesabarannya ketika menyusui dan mengasuh bayinya, hal itu akan berperan besar terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak.  Posisi seorang wanita yang ridlo dengan kehamilannya sebanding (dari segi pahala) dengan seorang prajurit yang berperang di jalan Allah dan ia sedang berpuasa.

Pendidikan Usia Dini
Seorang ibu memiliki peran yang sangat  vital dalam proses pendidikan anak sejak dini, sebab ibulah sosok yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sosok pertama yang memberi rasa aman, dan sosok pertama yang dipercaya  dan didengar  omongannya.  Karenanya ibu menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.  Peran itu sangat menentukan kualitas masyarakat dan negaranya. Sedemikian penting peran ibu dalam menentukan masa depan masyarakat dan negaranya, sampai kaum perempuan (ibu) tersebut diibaratkan tiang negara. 

Kedekatan fisik dan emosional ibu dengan anak sudah terjalin secara alamiah mulai masa mengandung, menyusui dan pengasuhan.  Kasih sayang seorang ibu merupakan jaminan awal untuk tumbuh kembang anak dengan baik dan aman.  Para ahli  berpendapat bahwa kedekatan fisik dan emosional merupakan aspek penting keberhasilan pendidikan.  Di sinilah arti penting peran ibu terhadap pendidikan anak usia dini.

Untuk menjalani peran ini Allah SWT telah memberikan potensi pada ibu berupa kemampuan untuk hamil, menyusui serta naluri keibuan.  Disamping itu, Allah SWT juga telah menetapkan serangkaian syariat yang memerintahkan ibu untuk menjalankan perannya sesuai dengan potensi yang telah Allah berikan.  Seperti anjuran untuk menyusui anak selama 2 tahun, mewajibkan ibu untuk mengasuh anaknya selama masa pengasuhan (hadlonah), yakni sampai anak bisa mengurus dirinya sendiri.  Hal ini akan mendorong ibu untuk melakukan semua tanggung jawabnya semata karena mematuhi perintah Allah SWT.


Korelasi Antara Ibu Dan Pendidikan Anak Usia Dini

Sesungguhnya anak bagaikan ‘radar’ yang dapat menangkap setiap obyek yang ada di sekitarnya. Perilaku ibu adalah kesan pertama yang ditangkap anak.Apabila seorang ibu memiliki kepribadian agung dan tingkat ketaqwaan yang tinggi, maka kesan pertama yang masuk ke dalam benak anak adalah kesan yang baik.

Kesan yang baik ini akan menjadi landasan yang kokoh bagi perkembangan kepribadian anak ke arah ideal yang diinginkan.  Disamping itu, anak sendiri membutuhkan figur contoh (qudwah) dalam mewujudkan nilai-nilai yang ditanamkan kepadanya selama proses belajar di masa kanak-kanak, sebab akal anak belum sempurna untuk melakukan proses berpikir.  Ia belum mampu menterjemahkan sendiri wujud nilai-nilai kehidupan yang diajarkan kepadanya.  Kekuatan figur ibu  akan membuat anak mampu untuk menyaring apa-apa yang boleh dan tidak boleh diambil dari lingkungannya.  Karena anak menjadikan apa yang diterima dari ibunya sebagai standar nilai.

Para pakar pendidikan mengajarkan bahwa keteladanan adalah media pendidikan yang paling efektif dan berpengaruh dalam menyampaikan tata nilai kehidupan.   Dalam hal ini ibulah orang yang paling tepat untuk berperan sebagai qudwah pertama bagi anak. Ibulah yang paling besar peranannya dalam memberi warna pada pembentukan kepribadian anak, sehingga dibutuhkan ibu yang berkualitas yang akan mampu mendidik anaknya dengan baik. Pembinaan kepribadian anak menjadi  tanggung jawab orang tua terutama ibu.  Keluarga berperan menjadi wadah pertama pembinaan agama dan sekaligus membentenginya dari pengaruh-pengaruh negatif yang berasal dari luar.  Peran orang tua terutama ibu menjadi penting karena ibulah yang paling tahu bagaimana perkembangan dan kemajuan anak, baik fisik maupun mentalnya.

Kehadiran orang tua (terutama ibu) dalam perkembangan jiwa anak amat penting.  Bila anak kehilangan peran dan fungsi ibunya, sehingga dalam proses tumbuh kembangnya anak kehilangan pembinaan, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan  sebagainya, maka anak akan mengalami “deprivasi maternal”.  Deprivasi maternal dengan segala dampaknya dalam perkembangan dapat terjadi tidak hanya jika anak semata-mata kehilangan figur ibu secara fisik (loss), tetapi juga bisa dikarenakan tidak adanya (lack) peran ibu yang amat penting dalam proses imitasi dan identifikasi anak terhadap ibunya.  Deprivasi maternal pada anak usia dini jauh lebih besar pengaruhnya daripada anak pada usia yang lebih besar.  Keadaan ini menyebabkan hubungan kasih sayang antara ibu dan anak terputus.  Sering dijumpai pada anak-anak yang semacam ini suatu gangguan yang dinamakan “Attachment Disorder” atau “Failure to Thrive”.  Pada kelainan kejiwaan semacam ini biasanya anak telah  mengalami penyimpangan (distorsi).

Pada awal perkembangan, anak memerlukan stimulasi dini yang diberikan oleh ibu melalui panca indra fungsi-fungsi mental emosional agar anak terpacu dan berkembang.  Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami deprivasi maternal juga mempunyai resiko tinggi untuk menderita gangguan perkembangan kepribadiannya, yaitu perkembangan mental intelektual, mental emosional bahkan perkembangan psikososial dan spiritualnya.  Tidak jarang dari mereka bila kelak telah dewasa akan memperlihatkan berbagai perilaku menyimpang,  anti sosial, bahkan tindak kriminal.

Kondisi inilah yang semestinya menyadarkan para ibu (atau calon ibu)  akan pentingnya peran ibu dalam mencetak generasi unggul.  Para ibu tak boleh terlena dengan julukan ”surga di bawah telapak kaki ibu”. Mestinya keagungan julukan itu mendorong para ibu untuk menjalankan peran terbaiknya, terutama pada masa-masa mendidik anak yang berada pada tahap usia dini.

Jadi dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, karakter anak sangat ditentukan oleh seberapa besar hubungan antara ibu dengan si anak. Ibu yang baik akan melahirkan generasi anak yang akan baik juga. Kedekatan orang tua dengan si anak juga akan sangat menentukan perkembangan kepribadian dan intelektual mereka. Jadi mari kita didik putra-putri kita mulai dari sekarang  
(*) diambil dari berbagai sumber di media internet semoga manfaat. amin!

Senin, 02 Januari 2012

Kiat Mengajar Menyenangkan bagi Siswa

Kiat Mengajar Menyenangkan bagi Siswa

 Mengajar sebagai salah satu hal yang tidak mungkin lepas dari profesi guru. Namun demikian tidak begitu banyak hal yang bisa dilakukan guru di dalam kelas untuk mengatasi permasalahan, khususnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tidak jarang ditemukan apabila ada seorang guru mengajar, siswanya ada yang bernyanyi-nyanyi kecil, bercerita, membaca buku pelajaran lain bahkan komik, mengunyah permen untuk menahan kantuk, bahkan ada yang tidur. Padahal secara keilmuan guru telah dibekali ilmu yang nantinya pada saat menghadapi siswa dia bisa menggunakannya sebagai contoh ilmu psikologi pendidikan, perkembangan peserta didik dan sebagainya. Oleh karena itu sangatlah diperlukan suatu strategi unntuk dapat mengatasi problema dalam kelas.
Secara umum kata strategi berarti siasat atau kiat, yang berkaitan dengan cara menyelesaikan masalah tertentu. Strategi dapat juga diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukam. Dengan demikian strategi memiliki makna sebagai suatu cara untuk dapat memenangkan proses pembelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran. Dalam menentukan langkah-langkah strategi yang akan dilakukan, guru haruslah memahami dan berpegang pada konsep dasar strategi belajar mengajar. Ketiga konsep dasar itu adalah:
  • Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan penilaian belajar.
  • Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur , metode dan teknik belajar mengajar.
  • Norma dan criteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Selain ketiga hal konsep dasar tersebut juga penting memperhatikan pelaksanaan strategi mengajar yaitu:
  • Tahapan mengajar.
  • Penggunaan model atau pendekatan mengajar.
  • Penggunaan prinsip mengajar.
Dalam proses mengajar itu seorang guru haruslah juga memiliki keterampilan-keterampilan. Tahap pertama dalam memulai pelajaran agar siswa fokus mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir adalah guru mampu menjadikan siswa aktif sejak awal. Hal itu dapat dilakukan dengan keterampilan membuka pelajaran. Keterampilan ini adalah kegiatan dan pernyataan untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam menyusun aktivitas pembuka sebaiknya menjadikan siswa lebih mengenal satu sama lain, merasa lebih leluasa, ikut berfikir dan memperlihatkan minat terhadap pelajaran. Sebagai contoh menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi melalui kehangatan dan keantusiaan, menimbulkan rasa ingin tahu, memberikan acuan dengan mengemukakan tujuan-tujuan pembahasan tugas dan sebagainya. Namun beberapa pertimbangan ini perlu diingat diantaranya tingkat ancaman (apakah siswa terbuka dengan gagasan atau aktivitas baru), bersesuaian dengan norma-norma siswa serta relevansi terhadap mata pelajaran. Pembukaan yang berhasil merupakan batu loncatan pertama kepada siswa untuk lebih berantusias mengikuti pembelajaran serta bertujuan agar siswa perhatiaanya terfokus pada pelajaran.
Tahap kedua yaitu membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan  dan sikap secara efektif. Tahap ini merupakan kegiatan guru saat menyajikan inti pelajaran untuk memajukan pengajaran satu kelas penuh. Pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan pemahaman bahan ajar namun juga dengan analisis dan penerapan pada situasi baru. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Bagian ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan belajar dalam satu kelas penuh, menstimulasi diskusi, belajar bersama, pengajaran sesame siswa, belajar secara mandiri, pembelajaran afektif yang membahas siswa dalam memahami perasaan , nilai-nilai dansikap mereka serta yang tereakhir pengembangan keterampilan.
Dalam proses mengajar ini keterampilan menjelaskan adalah aspek penting dalam perbuatan guru. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan isi pesan dan hal-hal yang berkaitan.
Keterampilan menggunakan variasi berguna untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga ia dapat lebih antisias dan aktif. Keterampilan ini meliputi 3 variasi yaitu variasi mengajar komponen diantaranya variasi suara, jeda, pemusatan perhatian, gerak badan, kontak pandang dan perubahan posisi guru, kedua variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran yang digolongkan menjadi media dapat didengar, dilihat, disentuh, bahkan audiovisual serta yang terakhir variasi polainteraksi dan kegitan siswa.
Keterampilan memberikan penguatan yaitu respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam memberikan pengutan haruslah selektif sesuai dengan usia, kemampuan, kebutuhan siswa serta latar belakang tujuan dan sifat tugas. Manfaat keterampilan ini dapat membangkitkan dan penguatan menjaga sikap serta menumbuhkan sikap percaya diri,. Jenis dari penguatan ini adalah penguatan verbal yang berupa kata-kata missal “bagus”, “cerdas” dan penguatan nonverbal misal perubahan mimik raut muka, tersenyum, mendekati untuk menyatakan perhatian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan dan dapat juga berupa tanda atau benda misal pemberian handout, majalah dan sebagainya.
Keterampilan selanjutnya adalah keterampilan bertanya, keterampilan in diawali dari keterampilan dasar yaitu pengungkapan pertanyaan  secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan kearah jawaban yang diminta, penyebaran pertanyaan, urutan pertanyaan, melacak dan mendorong terjadinya interaksi antar siswa.
Keterampilan berikutnya adalah mengelola kelas yang dikelompokkan menjadi dua yaitu berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal misal menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memberikan petunjuk yang jelas, menegur dan yang kedua berkaitan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal misal memodifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, memecahkan tingkah laku yangmenimbulkan masalah.
Keterampilan lainnya ialah mengajar kelompok kecil dan perorangan. Ada empat komponen yang perlu dikuasai guru untuk pengajaran kelompok kecil yakni mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, membimbing dan memudahkan belajar, merencanakan kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan menutup pelajaran yaitu sebagai rangkaian pembelajaran  yang tak kalah penting sebab disini adalah tahap ketiga dimana guru berperan bagaimana menjadikan belajar itu tak terlupakan. Informasi dan nilai yang diserap tidak hilang begitu saja. Tindakan positif untuk menutup mata pelajaran bermakna diantaranya: strategi peninjauan kembali membahas cara menbantu siswa mengingat apa yang telah dipelajari, penilaian sendiri membahas cara membantu siswa apa yang telah mereka ketahui, yang dapat dikerjakan dan perencanaan masa depan membahas cara membantu siswa mempertimbangkan apa yang mereka lakukan dalam rangka menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari serta yang terakhir ucapan perpisahan yaitu membahas cara membantu siswa mengenang pengalaman mereka bersama dan mengungkapkan apresiasi mereka.
Selain keterampilan itu dalam memilih metode mengajar hendaknya mencakup pada konsep dan proses. Beberapa metode misal ceramah atau diskusi saja dalam satu pembelajaran belum tentu siswa dapat menguasai metode itu untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru maka dalam pelaksanaannya digunakan beberapa metode secara bergantian atau bersamaan sesuai dengan tujuan pengajaran yang ada. Dengan demikian menggunakan metode lebih dari satu macam lebih baik karena dapat menampung perbedaan individual.
Disamping keahlian tersebut seorang guru sebaiknya memiliki sikap dan sifat yang menyenangkan bagi murid. Diantara sikap itu misal demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten, suka humor terbuka dan sebagainya. Dengan sikap seperti itu siswa pun tidak membenci guru bahkandimungkinkan sebagi cara agar siswa mata pelajaraan yang tadinya dibenci. Supaya lebih mudah untukmelaksanakan model pembelajaran yang akan digunakan guru perlu memahami segenap aspek-aspek seperti kecerdasan dan bakat khusus siswa, perkembangan jaasmani, kecenderungan emosi dan karakter, siap dan minat siswa, cita-cita, hobi dan sebagainya.
Dari uraian diatas memberikan artian bahwa dalam menerapkan strategi mengajar tidak hanya satu hal saja yang sangat diperhatikan, melainkan semua aspek pembelajaran. Guru perlu memahami bahan ajar apa yang akan disampaikan, metode apa yang tepat sesuai topik, pendekatan apa yang sesuai dengan kemampuan siswa, media yang dibutuhkan, penguasaan keterampilan dan sikap efektif yang menunjang.

Diambil dari berbagai sumber di internet. Semoga bermanfaat